Aku mengusap kasar wajahku dengan air. Masih dengan mulut yang belum selesai mengutuk. Bagaimana bisa aku terbuai dengan imajinasi ku? Dia begitu nyata. Bahagia itu masih ku rasa. Walau mimpi membatasinya. Namun, imajinasi tetaplah imajinasi. Haidar fana dihidup ku. Bukan nyata.
"Kenapa tadi menyebut namaku?"
Suara itu?
*** SELESAI***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!