SESAL
"Ada di Akhir Cerita"
Oleh : Andreas Raditya
      Hari ini hujan.
      Nana masih bermain bersama bonekanya di beranda rumah. Anak perempuan itu memang suka ngeyel, enggan disuruh masuk. Di luar dingin, derasnya air hujan yang jatuh ke pelataran rumah sangat jelas terdengar. Gemuruh guntur sesekali terdengar jelas di telinga, aku khawatir anakku terlalu asyik bermain hingga ia tidak sadar bahwa hujan semakin deras.
      "Nana, ayo masuk," suruhku.
      Nana tidak menggubris. Bocah lima tahun itu masih asyik bermain dengan Sabrina, nama boneka kesayangannya.
      Sekali lagi aku memberinya peringatan. "Nana, ayo masuk, hujan semakin deras. Bunda tidak mau kamu sakit seperti kemarin,"
      Aku hening.
      Tidak seperti biasa Nana bersikap seperti ini padaku. Aku takut, Nana kembali mengingat kejadian masa lalunya. Bersamaku, ya, masa lalunya bersamaku, seorang ibu yang malang ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya.
      "Ayah ke mana, bunda?"