Fall In You
Bab 1 : Si Miskin yang katanya tak pantas hidup.
Katanya, termasuk menzalimi diri sendiri ketika seseorang menetap di suatu tempat yang membuatnya tersakiti. Namun terkadang, opsi pergi terlihat tak lebih baik dari memilih tinggal. Sebagian orang bahkan tak memiliki pilihan untuk pergi sebab kenyataan memaksa untuk tetap menetap.
Aya menunduk, menatap sepatu putih lusuh yang dia kenakan, kemudian mendongak menatap pagar sekolah bercat hitam, lalu menunduk lagi. Jantungnya berdebar memikirkan hal apa lagi yang menunggunya hari ini. Kilasan tentang kejadian yang telah lalu membuat jantungnya berdebar.
"Nggak apa-apa, Aya. Jangan takut. Lo nggak salah." Aya mengepalkan tangan, mencoba menguatkan hati. Kakinya perlahan terayun memasuki lingkungan sekolah yang luas, melewati parkiran yang sudah terisi beberapa mobil serta motor mewah milik para siswa.
Aya bukan murid populer, tapi kini setiap pasang mata yang dia lewati menatap dirinya. Bukan tatap kagum, tetapi tatapan jijik dan permusuhan.
"Dia murid pindahan itu, 'kan? Yang anak beasiswa?"
"Cih, percuma dikasih beasiswa kalau attitude nggak ada. Pencuri."
"Uang kas dicuri. Malu-maluin."
"Kalau gue jadi dia, mending nggak usah sekolah sekalian."
Aya tak berani mengangkat wajah sepanjang perjalanan menuju kelasnya. Hatinya panas, tapi tak mampu melakukan apa-apa. Percuma juga klarifikasi jika ujung-ujungnya tak akan ada yang percaya.