Lihat ke Halaman Asli

Jayalah Indonesiaku

Diperbarui: 6 September 2017   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai anak bangsa dari desa

Yang hanya dapat melihat masa depan dengan curiga

Tetap berharap, sedikit percaya

Melihat Indonesia seperti kapal tua

Yang berlayar kesana dan kemari tak tau arah

Walau dalam pembukaan dan UUD ada

Namun nahkoda dan awaknya yang tidak bisa membaca

Mungkin beberapa ada yang bisa membaca

Namun tertutup hasrat politik membabi buta

Hasrat menghidupi keluarga, saudara, kolega, atau mungkin istri muda

Indonesia seperti kapal tua dengan penumang berbagai rupa

Ada yang dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku, sampai Papua

Berbagai ras, suku, budaya, dan agama

Bersatu padu dalam Bhinneka Tunggal Ika

Sudah 72 tahun umur kapal tua kita

Sudah sampai rezim ke-7 kita mengganti nahkoda

Prahara dan konflik ada dimana-mana

Mulai dari seruan "Merdeka...!!!!" sampai "turunkan pemerintah..!!"

Tak lagi saling percaya meski dalam satu nusa dan bangsa

Dimana Bhinneka yang dibawa Garuda

Sudah terbangkah... entah kemana..

Nahkoda pertama sang Plokamator bersama Hatta

Membangun dengan semangat Pancasila

Berjuang untuk merdeka dalam memutus derita

Beliau berkata " mampu mengguncang dunia dengan sepuluh pemuda"

Namun apalah daya, kini tak pernah ingat akan arti "JASMERAH"

Nahkoda kedua 32 tahun berkuasa bersama Pancasila

Datang membawa program bernama pelita

Bapak pembangunan bagi mereka yang disana

Namun hanya menyisakan duka dan lara

Penumpang bersuara, berakhir dipenjara atau hilang di lautan tanpa berita

Berbeda dengan Raisa, bermodal suara sudah terkenal diseluruh Indonesia

Perpolitikan kini mulai seperti masa orba

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline