Kupanggil namaku pelan,
Seolah ia lari menjauh, lalu asing
Padahal ia selalu ada, tersembunyi
Dulu, aku sibuk menutup telinga
Pada suara batin yang hanya ingin didengar, menyeka air mata
Dulu, aku sibuk berlari
Dari tangis yang memohon dipahami, menampik lelah
Seolah semua rapuh adalah aib yang harus tersimpan di balik cermin diri
Akan ku katakan, tak apa... aku sudah paksa dan terbiasa
Aku yang tertinggal, bukanlah aku yang hilang
Dan malam ini, untuk pertama kalinya aku tidak berlari
Aku tak lagi mengingkari sunyi
Aku termenung, lalu menatap kembali sisa-sisa diri yang tertinggal
Aku bukan lagi bayangan
Aku tetap ada, meski patah, meski perlahan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI