Terang Bulan, Kehangatan dan Konspirasi Zaman
Kuucapkan dengan lantang
Kepada malam terang bulan
Sinarnya terpantul kuat segala arah: demam
Menghempaskan gigil para penikmat malam
Gugusan gemintang meredup
Pucat pasi mengendap
Kau menulis pada secarik kertas
Dengan tanda tanya keras
Mengapa malam ini bulan begitu gemerlap
Dan sudut-sudut sepi kota menjadi benderang
Dia ingin memberi kehangatan
Dingin malam para perindu
Otak kaku para pecandu
Dan kita yang memburu waktu
Malam-malam panjang selalu dibayangi ragu
Sejak pandemi mengganggu kenormalan menggugu
Kita membangun nalar kaku
Pikiran merasuk ragu
Semua konspirasi elit - rekayasa zaman
Yang telah menunggu di meja hidangan
*Puisi Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f76cb19d541df51a7620592/hasrat-rindu
*Puisi Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f752418097f360f807cf564/episentrum-pagi
Balikpapan, 2 September 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!