Mohon tunggu...
Alfian Misran
Alfian Misran Mohon Tunggu... Dosen, Akuntan, dan Penulis

Pemerhati Audit, Ekonomi-Bisnis dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Biaya yang Tak Lagi Diam: Ketika Akuntansi Biaya Didesak untuk Bangun dari Tidurnya

16 Juli 2025   06:53 Diperbarui: 16 Juli 2025   06:53 7072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan dengan sistem ERP, IoT, dan AI menuntut real-time costing, bukan yang berbasis akrual 30 hari. Tapi sistem lama kita yang masih disusun manual, pakai rumus Excel dan asumsi statis tak lagi mampu berlari. Akuntansi biaya kini bukan soal mencatat, tapi membaca sinyal dari ribuan titik data.

 

Apakah ABC Masih Relevan?

Activity-Based Costing (ABC) dulunya dianggap revolusioner. Tapi kini banyak perusahaan merasa model itu "berat di konsep, rumit di praktik." Mereka pun kembali ke traditional costing, meski tahu itu menyesatkan.

Maka muncul dilema, apakah kita perlu ABC versi baru yang lebih ringan, cepat, dan adaptif terhadap digitalisasi? Sebuah "Next-Gen ABC" yang tak hanya menelusuri biaya, tapi juga perilaku pengguna, waktu respons, bahkan UX design?

 

Ketika Psikologi Menghantui Biaya

Akuntansi biaya sering diasumsikan objektif. Padahal manajer sering jatuh pada bias mempertahankan proyek rugi karena "sudah terlanjur keluar dana" (sunk cost fallacy), atau menolak investasi karena takut rugi walau analisis menunjukkan sebaliknya.

Muncullah cabang baru yang mulai dilirik yaitu Behavioral Costing yang tak hanya melihat angka, tapi juga membaca psikologi di balik keputusan biaya. Di sini, biaya bukan cuma soal nominal, tapi juga soal emosi dan persepsi.

 

Startup, Platform, dan Biaya yang Kabur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun