Mohon tunggu...
Alfian Misran
Alfian Misran Mohon Tunggu... Dosen, Akuntan, dan Penulis

Pemerhati Audit, Ekonomi-Bisnis dan Keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Biaya yang Tak Lagi Diam: Ketika Akuntansi Biaya Didesak untuk Bangun dari Tidurnya

16 Juli 2025   06:53 Diperbarui: 16 Juli 2025   06:53 7072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba tanyakan ke manajemen TikTok atau Netflix "Berapa biaya pasti untuk satu video viral atau satu akun premium?" Jawabannya mungkin lebih kabur dari naskah UU Cipta Kerja.

Model bisnis digital tidak punya "unit produk" yang jelas. Biaya variabelnya bisa nol, tapi biaya fixed (R&D, server, brand) menembus langit. Akuntansi biaya lama gagal menangkap dinamika ini.

Dibutuhkan saat ini pendekatan baru yang dapat menghitung biaya dalam ekonomi platform, bukan hanya pabrik konvensional.

 

Biaya yang Tak Lagi Hanya Internal

Akuntansi biaya selama ini fokus pada dapur sendiri. Tapi kini, nilai diciptakan lewat jaringan mulai dari supplier sampai pelanggan. Maka lahirlah pendekatan Strategic Cost Management dan Value Chain Costing.

Biaya harus dilihat lintas rantai pasok, lintas negara, bahkan lintas ekosistem. Akuntan biaya harus tahu kapan menekan biaya sendiri, dan kapan justru mengoptimalkan biaya pihak lain demi efisiensi bersama.

 

Ketika Biaya Menjadi Alat Korupsi

Skandal demi skandal menunjukkan manipulasi biaya jadi ladang empuk untuk korupsi. Dari mark-up pengadaan, manipulasi biaya proyek, sampai ghost expenses di laporan keuangan.

Maka isu penting lainnya adalah transparansi biaya dan whistleblowing. Akuntansi biaya harus jadi sistem deteksi dini. Bukan alat pembenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun