Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sudah Sejauh Mana Persiapan Kurikulum Merdeka?

25 April 2022   07:50 Diperbarui: 25 April 2022   10:40 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu karakteristik yang ada pada Kurikulum Merdeka (DOK. Tanoto Foundation via Kompas.com)

Sekolah harus memahami filosofi dan paradigma tentang Kurikulum Merdeka. Kemudian dijadikan acuan untuk dijadikan sebagai kurikulum operasional (kurikulum yang diterapkan) yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan.

sosialisasi kurikulum merdeka (dokpri)
sosialisasi kurikulum merdeka (dokpri)

Ada 3 hal utama yang harus dipahami betul tentang alur Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum operasional pada tingkat satuan pendidikan:

  • Menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran,
  • Merancang pembelajaran berbasis projek,
  • Menysun struktur kurikulum operasioal untuk setiap satuan pendidikan.

Pertama, pada Kurikulum Merdeka, kompetensi yang ingin dibentuk dirumuskan sebagai capaian pembelajaran yang terintegrasi. Tidak lagi dibagi-bagi menjadi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.karena setiap kompetensi merupakan perpaduan dari ketiga hal tersebut.

Dalam kurikulum merdeka, capaian pembelajaran tidak ditetapkan per tahun, namun ditetapkan per fase. Yang bisa berlangsung dalam 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun. Capaian pembelajaran pada sebuah fase yang menjadi fondasi bagi proses belajar pada fase berikutnya.

Karena ditetapkan per fase maka capaian-capaian kompetensi yang ingin dicapai dapat dibagi menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih kecil sehingga dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Sekolah harus menentukan alur pembelajarannya sendiri.

Kedua, pembelajaran berbasis projek. Sturktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi intrakurikuler dan kokurikuler. Bagian kokurikuler inilah yang diisi dengan pembelajaran berbasis projek.

Pembelajaran berbasis projek ini sebenarnya tidak mengacu pada satu metode pembelajaran saja. Pembelajaran bersifat lintas mata pelajaran. Murid didorong untuk melihat keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya.

Pembelajaran berbasis projek bersifat aplikatif. Tidak fokus pada buku teks saja namun didorong untuk menjawab isu tertentu, atau membuat sebuah karya baik karya seni, pertunjukan atau sebuah karya produk yang memiliki makna.

Sehingga siswa dapat melihat bahwa pelajaran yang dipolehnya relevan dengan kehidupan mereka nantinya dan berguna di masa yang akan datang.

Dalam kurun waktu satu tahun ajaran tersebut siswa menyelesaikan minimal satu projek per semesternya. Dalam pengerjaan projek tersebut ditanamkan pembentukan Profil Pelajar Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun