Mohon tunggu...
Ahmad Jefri
Ahmad Jefri Mohon Tunggu... Penulis - berbagi untuk kehidupan bersama yang lebih baik

'' hidup yang sesa'at harus bermanfaat untuk orang lain''

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ARYO dan Hidupnya (Catatan Hidup Sang Penulis)

6 Mei 2021   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

' melanjutkan sekolah harapan mimpi aryo hidup kembali, mimpi untuk perubahan  taraf hidup yang lebih baik, merobohkan tembok hirarki sosial (bahwa si miskin adalah manusia yang berhak merengkuh kehormatanya, mendapat martabat yang sama dengan manusia lain)!!,,,di dalam hati aryo sangat yakin bahwa, ''lewat pendidikanlah dirinya bisa merubah seluruh kehidupanya, tidak hanya mencukupi kebutuhan primer, sekunder bahkan tersier, tetapi merubah cara berfikirnya menggunakan pengetahuan secara bijaksana dan bermanfaat untuk orang lain''.

Di dalam pesantren aryo bergumul dengan orang-orang dari berbagai macam latar belakang identitas yang berbeda, daerah, suku, dan bahasa yang berbeda-beda, tidak hanya teman sebaya (usia dan pendidikan sama), tetapi aryo mendapatkan teman dewasa jauh di atas usia nya, pesantren itu memang bukan pesantren besar (terintegrasi), tetapi pesantren non formal di mana mencakup porsi pendidikan agama nya sangat sedikit, dengan jumlah santri di bawah 150 orang serta mayoritas di huni oleh pria dewasa yang sudah bekerja.

Waktu terbagi antara aryo pergi bersekolah saat jam 12 siang sampai jam 5 sore, sementara teman dewasa nya pergi bekerja antara waktu pagi sampai sore, dengan mayoritas pekerjaan sebagai penjahit, selepas isya semua santri mengkaji ilmu agama sampai jam 22.00 WIB, ini lah pengalaman di mana aryo memperoleh dasar-dasar pengetahuan  sy'ariat islam.

''tinggal di asrama (pesantren), adalah tempat aryo mengenal  kebersamaan, bayangkan!!, hanya ada tiga ruangan di dalam asrama pesantren, setiap ruangan yang luasnya sangat terbatas di isi oleh puluhan orang, di dalamnya hanya ada loker-loker untuk menyimpan pakaian, tempat di mana semua santri istirahat (tidur) secara bersama-sama, tanpa alat tidur (kasur dan bantal), hanya ada satu ruangan kamar mandi, dengan puluhan keran, tidak ada lagi rasa malu ketika harus mandi secara bersama-sama tanpa busana, saat-saat di undang untuk memenuhi panggilan warga di sekitar pesantren (tahlil, aqiqah, selamatan pernikahan), adalah saat di mana semua santri dapat makanan hidangan  mewah secara gratis, lahap dan bersemangat saat menikmati hidangan dengan menu utama ayam, dan menikmati secara bersama-sama.

Aryo memasuki pesantren secara gratis, tidak ada biyaya yang di keluarkan, hal ini bersamaan dengan status aryo sebagai golongan anak jalanan ,atau waktu itu aryo tergabung dalam anggota ''ANZAL'' (anak jalanan), ada beberapa teman aryo tergabung dalam anggota ini dengan jumlah yang tidak banyak, dengan latar belakang anggota (ANZAL) dari  keluarga  miskin, terkadang di suatu waktu anggota ''ANZAL'' di undang untuk acara-acara tertentu untuk mendapat bantuan sumbangan berupa uang, akan tetapi uang yang di terima aryo hasil dari sumbangan tidak pernah sepenuhnya utuh, ini karena ada pembagian merata antara para ustad dan pak kiy'ai, dan aryo hanya mendapatkanya sedikit.

'tergabungnya aryo dalam anggota anzal (anak jalanan) menempatkannya di dalam status marginal, di dalam anggota ini aryo merasakan bahwa dirinya lah si miskin yang kehilangan martabat sebagai manusia, orang lain hanya melihatnya sebagai obyek yang harus di kasihani, di bantu serta ladang untuk beramal (shadaqoh), di dalam lubuk hatinya aryo hanya ingin menjadi seorang personal yang bernilai pada dirinya sendiri,  tanpa setatus lain yang membuatnya kehilangan martabat sebagai manusia.

Genap satu tahun aryo tinggal di pesantren, kenaikan kelas terjadi, kini aryo menduduki kelas.8 sekolah menengah pertama (SMP), tidak semua teman-teman sekolah aryo memilih menetap dan belajar agama di pesantren, hanya sedikit yang memilih menetap, karena dari total 25 murid (teman sekelas aryo) hanya ada lima orang yang memilih menetap di pesantren, aryo mendapat uang jajan 20.000 (dua puluh ribu) per minggu, 

Aryo selalu menyempatkan pulang ke rumah setiap satu minggu sekali karena jarak yang tidak terlalu jauh antara pesantren-rumah hanya untuk meminta uang jajan, di banding teman-teman sekolahnya, aryo mendapatkan uang jajan sangat sedikit, hal ini membuatnya selalu merasa kurang, terkadang belum genap satu minggu aryo harus kehabisan uang jajan, hal ini menyebabkan seringnya aryo menghabiskan waktu di jam-jam istrahat dengan memilih menyendiri.

Jauh dari keluarga dengan semua keterbatasan yang di alami aryo, terkadang membuatnya merasa iri dengan teman-teman sekolah nya, kecukupan yang di alami teman-temanya urung di milikinya (aryo), interaksi hubungan nya di dalam pesantren pun hanya menyentuh pola berhubungan secara  teknis (sebatas teman belajar agama), teman-teman di pesantren lebih mementingkan ego dan kehidupan mereka sendiri, karena meskipun kebersamaan terjalin  setatus orang lain tetaplah berada di sesuatu yang lain.

Hal ini membuat pola hubungan manusia selalu berjarak tak pernah menyentuh ''rasa empati'', lapar yang sering aryo rasakan selalu berbanding terbalik dengan kelimpahan yang di miliki teman-teman aryo di pesantren, meskipun aryo mendapat jatah makan secara gratis dengan seadanya, tetap saja aryo selalu di hadapkan kepada kelimpahan teman-teman nya dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, baik makanan, pakaian, atau harta benda, hal ini membuat aryo selalu bertanya, atas ketidakadilan yang harus di hadapkanya.

''Hari itu adalah hari, di mana untuk pertama kalinya aryo terpaksa mencuri uang teman pesantrenya (pekerja), aryo memulai aksinya mendatangi loker tempat menaruh pakian serta barang berharga milik teman pesantrenya (pekerja), loker yang terbuat dari kayu  memiliki celah, memudahkan tangan aryo menyelinap dan mengambil selembar rupiah di dalamnya, aryo hanya mengambil selembar rupiah pecahan 20.000 (dua puluh ribu), aksi pertamanya berhasil, aryo ketagihan sehingga terus mengulangi aksinya berkali-kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun