pergi sejenak, perlahan menghilang
lalu terlihat dari semak belukar
bak terhimpit dalam kekacauan sesaat
melalui tumpukan dedaunan di pelupuk mata.
hingga saatnya kita menari bergelora
dijamu malaikat dengan semangat membara
apakah masih ada perasaan yang sama?
dan entahlah,
aku masih saja menerka.
menerawang senja dikala malam
huh, kenapa semua menghilang?
keranda malam berujung hampa
Dan akupun terserang meriang
seperti rembulan yang tertutup awan,
terlihat samar, ada apa gerangan?
Kepada hadiah semesta yang menawan
Inilah perasaan teruntuk sang wanita pujaan.
_Yogyakarta, 4 januari 2018_
***benny
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!