Musamus tersenyum. "Selama ada yang merawatnya. Rumah bukan dibangun dari kayu dan lumpur saja, tapi dari kesetiaan."
"Dan tanduk itu?" tanya Tera lagi.
"Itu bukan tanduk Cendrawasih," jawab Musamus, "itu tanduk kita. Karena ia lahir dari keberanian kita yang kecil, dari tangan-tangan yang tidak ingin menang sendiri, dan dari semangat yang memilih bertumbuh bersama."
Rawa malam itu sunyi, tapi dalam sunyi itu, rumah mereka berdiri dengan dada tegak. Tak perlu suara gemuruh. Cukup suara nyanyian belalang dan desir angin di rumput. Karena saat rumah kecil memakai tanduk harapan, maka dunia tahu: sesuatu yang besar sedang tumbuh dari akar.
Bersambung
Merauke, 12 September 2025
Agustinus Gereda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI