Rawari menyalakan lampu kecil dari cahaya kunang-kunang yang ditangkap dan ditempatkan di dalam tempurung bambu.
"Rumah ini sudah hidup," katanya.
"Dan akan terus bertumbuh," sambung Patu. "Seperti tanah ini. Seperti jiwa kita."
Dari dalam tanah, udara terus naik. Dari akar palem, air terus mengalir. Dan di atas rumah itu, burung rawa kembali bernyanyi, mengirimkan berita pada angin: bahwa di tengah lumpur dan sunyi, sebuah rumah telah bertumbuh, rumah untuk semua yang bersedia mencintai, bukan menguasai.
Bersambung
Merauke, 10 September 2025
Agustinus Gereda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI