Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi || Jembatan Agung Rindu

12 Oktober 2025   13:09 Diperbarui: 12 Oktober 2025   13:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu adalah ruang rahasia, tempatku bercengkrama dengan bayangmu,

Mengukir senyummu menjadi metafora paling jujur di semesta.

Aku berdiri di panggung duka, tanpa tepukan tangan yang memuji,

Aku adalah penyanyi yang hanya didengar oleh dinding hati.

Aku bernyanyi dalam diamku, sebuah kidung tentang kekalahan termanis,

Melodi yang nadanya adalah denyut dari sepi yang ku peluk erat.

Lalu, dengarlah tawa yang ku lepas, ia bukan bahagia sejati,

Melainkan topeng pualam yang dingin, menutupi mata yang lelah.

Sebab di balik keriangan fana, ada sungai yang tersembunyi,

Aku menangis dalam tawaku, air mata yang tak pernah tumpah.

Ia menggenangi jurang dalam, di mana ego telah lama mati,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun