Namun jiwaku, telah bersumpah pada sebuah rindu,
Memilih setia pada janji yang tak sempat berlabuh.
Istana cinta ini, telah terkunci oleh kunci emas terakhir.
Maka kupelihara kenangan, seperti perhiasan sunyi,
Di dalam peti kaca, jauh dari debu dan serakan;
Ia bukan lagi luka, tapi puisi yang takkan mati,
Setiap baitnya adalah bisikan doa yang kulantunkan.
Sisa-sisa wangi hadirmu adalah dupa bagi pagi.
Aku adalah penjaga mercusuar di pantai hati,
Menanti kapalmu yang telah hilang di cakrawala;
Walau badai dunia mencoba merobohkan diri,