Namun langkahku tetap ganjil, tak berpasangan utuh;
Setiap siluet yang melintas, hanya mempertegas kesendirian,
Sebab bayangmu berdiri tegak di setiap persimpangan.
Kini, waktu tak pernah bisa kulewati, sendirian.
Mereka berkata, ada banyak bintang di langit malam,
Bisa kupilih salah satu untuk menjadi penunjuk baru;
Namun mataku, telah terbiasa pada cahaya paling dalam,
Cahaya yang pergi bersamamu, menjauh dan meragu.
Tiada nyala lain yang sanggup menghangatkan beku ini.
Bukan karena tak ada hati yang mengetuk pintu,
Bukan karena tak ada tatapan yang menawarkan teduh;