menghanyutkan serpihan-serpihan tawa yang retak,
dan menyatukan setiap tetes kesedihan
menjadi genangan yang pekat.
Aku melihat pantulan diriku
di kolam yang terbentuk di jalanan,
namun wajah itu terasa asing,
seolah waktu dan hujan
telah menghapusnya secara perlahan.
Aku ingat sore itu, Ayah,
hujan turun, tapi kau tak peduli,
kau tarik tanganku, berlari di bawah naungan pohon rindang,