Hanya saja, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa kendala yang menghambat laju pendidikan di negara kita. Diantaranya adalah angka putus sekolah yang masih terus menjadi masalah.
Data Pokok Pendidikan (Dapodik) akhir November tahun 2024 lalu menyatakan bahwa masih ada sekitar 38.540 (0.16%) siswa SD putus sekolah. Sedangkan jenjang SMP mencapai 12.210 (0.12%) siswa, SMA sebanyak 6.716 (0.13%) siswa, dan SMK sejumlah 9.391 (0.19%) siswa.
Faktor ekonomi keluarga hampir selalu masuk hitungan sebagai penyebab utama masalah tersebut.
Negara sebenarnya tidak kekurangan effort dalam memberi dukungan melalui pemberian beasiswa, program pendidikan gratis, dan lain sebagainya.  Tetapi, pada kenyataannya kasus siswa putus sekolah masih saja terjadi.
Masa Depan Pendidikan Anak
Perlu kita sadari bahwa urusan biaya sekolah itu tidak melulu hanya terkait membayar uang SPP, uang gedung, atau uang semester saja.
Namun, ada biaya sekolah lain seperti membayar iuran kegiatan tertentu, acara study tour, manasik haji, perlengkapan sekolah (tas, buku, pensil, sepatu), ongkos transportasi, hingga uang jajan.
Seorang anak ketika sekolahnya mengadakan acara dan menarik iuran dari siswa tetapi ia tidak sanggup membayar maka lambat laun hal itu akan memantik ketidaknyamanannya apabila situasi serupa terus berulang.
Begitupun saat pakaian seragam mereka rusak namun tidak punya uang untuk membeli gantinya. Atau saat mereka berangkat sekolah tanpa uang jajan setiap hari tetapi harus melihat teman-temannya yang membeli jajanan sesuka hati.
Bukan tidak mungkin anak-anak tersebut lantas memutuskan menghindar dari hiruk pikuk lingkungan sekolah yang menurut mereka kurang bersahabat. Ada perasaan rendah diri yang terpupuk dan tumbuh menguat dalam hati mereka hingga akhirnya berujung frustasi.
Terkadang, putus sekolah bisa bermula dari sesuatu yang kita pandang sederhana namun nyatanya memberi efek dahsyat dalam benak mereka.
Hal inilah yang juga saya khawatirkan ketika anak saya akan memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sekitar satu setengah tahun yang lalu.