Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker

Menulislah jika harus menulis, karena kita semua manusia..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menapaki Jejak Kontribusi Pegadaian : Raport Kecilku, Masa Depan Anakku, dan Harapan MengEMASkan Indonesia

17 September 2025   10:57 Diperbarui: 17 September 2025   10:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan raportku semasa sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) | Sumber gambar : Dokpri

Mungkin untuk sekarang televisi semacam itu tidak begitu bernilai, tetapi dulu barang tersebut bisa dibilang mewah karena belum tentu setiap keluarga punya. Sehingga ketika dijual atau digadaikan pun nilai rupiahnya masih lumayan.

Orang tuaku memang tidak secara terbuka mengatakan upaya yang mereka lakukan untuk membayar biaya sekolahku. Namun, aku yakin bahwa tujuan sebenarnya mengapa TV  kami digadaikan adalah untuk melunasi tunggakan SPP serta mendapatkan raportku kembali.

Aku dan raportku semasa sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) | Sumber gambar : Dokpri
Aku dan raportku semasa sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) | Sumber gambar : Dokpri

***

Setiap mengenang momen tersebut terkadang aku merasa sedih sendiri. Bersyukur sekali rasanya tatkala akhirnya bisa terus melanjutkan sekolah bahkan sampai lulus kuliah meskipun dalam beberapa kesempatan pernah mengalami masalah biaya pendidikan.

Pendidikan dan Kemajuan Bangsa

Pendidikan merupakan sesuatu yang krusial bagi individu, keluarga, bahkan sebuah bangsa.  

John F. Kennedy pernah berkata, “Our progress as a nation can be no swifter than our progress in education.” (Kemajuan bangsa kita tidak akan lebih cepat dari kemajuan kita dalam pendidikan).

Dengan kata lain, tidak ada negara maju tanpa ditopang oleh pendidikan yang baik sebagai pilarnya.

Kita bisa belajar dari lesatan Bangsa Jepang pasca perang dunia II, Singapura pasca merdeka tahun 1965, atau Korea Selatan pasca perang Korea tahun 1950-an yang sama-sama menjadikan pendidikan sebagai pilar kebangkitan mereka.

Malcolm X juga mengatakan, “Education is the pasport to the future, for tomorrow belongs to those who prepare for it today.” (Pendidikan adalah paspor menuju masa depan, karena hari esok adalah milik mereka yang mempersiapkannya hari ini.).

Dengan demikian, jika menginginkan bangsa yang maju dan mencapai masa keemasan maka pendidikan merupakan faktor krusial yang tidak boleh diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun