Hura! Bangga Menjadi Warga Negara Indonesia
Oleh: Viraysmaut
Menjelang 80 Tahun Indonesia Merdeka, semarak merah putih bertebaran di mana-mana. Pada setiap gang yang dilewati anda akan menemukan gapura-gapura indah yang dibuat dengan semangat kemandirian. Setahu saya tak ada biaya dari negara. Tak ada kucuran dana dari pemerintah untuk membuat gapura tersebuta atau membelikan bendera warna warni yang dipasang disetiap gang, di kampung-kampung, di desa-desa dan berbagai sudut tanah air.
Rasa memiliki setiap warga pada tanah airnya, tak menunggu bansos untuk mendirikan gapura yang dipasang di setiap gang. Tak menunggu kucuran dari pemerintah untuk membeli bendera-bendera yang di pasang di rumah-rumah, di gang-gang atau di jalan-jalan kecil. Anda dan masyarakat seluruh Indonesia dengan gembira urunan, baik untuk acara pas tanggal 17nya atau yang lainnya. Inilah hebatnya rakyat Indonesia dan hebatnya hidup di Indonesia.
Mereka tak peduli sudah berapa banyak kena pajak dari pemerintah, bahkan ada yang tega-teganya pejabat di derahnya memungut pajak sampai 250 %, untungnya rakyat berani melawan, terus batal pajak gila ini, padahal rakyat lagi dimiskinkan semiskin-miskinnya dengan berbagai pajak untuk bayar utang negara yang ribuan trilyunan, gegara ada seorang pejabat puncak RI, 10 tahun terakhir, Â yang gila kekuasaan, yang ambisinya begitu tinggi, dan tak peduli rakyat lagi menjerit, dengan membangun inprastrutur yang tak terukur dengan utang, ditutupi-tutupi selama 10 tahun memerintah.
Orang yang gila kekuasaan ini, menjadikan anak dan mantunya duduk di pemerintahan selagi dia masih berkuasa, taka da Presiden sebelumnya, seperti orang ini, yang melakukan hal demikian. Â Anak dan mantu, jika bisa, mungkin 7 turunan mau dijadikan keluarganya semua duduk dipemerintahan. Kelihatannya sederhana, hanya dengan baju putih dan celana hitam. Sederhana dalam penampilan, tapi rakusnya bukan main. Hampir semua Lembaga strategis dikuasainya, waktu dia berkuasa.
Yang mendukungnya, aman, walau korupsi besar-besaran. Namun bagi yang melawan atau bersebrangan dengannya akan dicari-cari celah atau kesalahannya, agar bisa dipenjarakan. Bussernya selalu bilang ' buktikan", susah dicari buktinya, seperti , kentut, maaf, susah dibuktikan beradaannya, tapi baunya membuat orang di sekitarnya mencium baunya. Sementara yang jelas-jelas sudah bersalah dan sudah sah menurut keputusan pengadilan sejak 2018, aman saja, tidak masuk penjara, bahkan menjadi komisaris, sambil cengar cengir di TV-TV nasional, seakan tak punya salah.
Di luar hiruk pikuk perpolitikan yang carut marut, Indonesia tetap tersenyum. Rakyat yang sudah dicekit berbagai pajak, tetap saja tersenyum dan tetap tertawa. Itulah Indonesia. Rakyatnya seperti tahan banting atas segala tekanan ekonomi maupun politik. Pada tekanan ekonomi dengan naiknya brang-berang, PHK-PHK di mana-mana, tak membuat rakyat jera. Menjelang 80 tahun Indonesia Merdeka, rakyat tetap saja ceria. Pajak sudah berbagai variasinya dikenakkan  pada rakyat, eh mereka anteng aja urunan untuk hari kemerdekaan. Hura! ( itu gaya orang Rusia berteriak gembira,  itu sama dengan Hore!)
Ini makanya saya tetap bangga menjadi orang Indonesia, bangga menjadi warga negara Indonesia, dan punya paspor Indonesia ( Masih tersimpan paspor-paspor tersebut ) sebagai kenangan, bahwa penulis yang bukan siapa-siapa, punya paspor, dan berkat karuniaNya merantau di negaranya Putin, Rusia. Alhamduliillah . Kini penulis sudah kembali ke tanah aIr, Indonesia, sejak 2020, pas coivid. Tanah air  yang tetap dibanggakan penulis. Ya saya bangga dan bersukur menjadi orang Indonesia.