"Oh gitu Mas! Jadi kamu pusing dengar aku minta liburan terus?"
"Enggak gitu, ini kan permintaan istri, jadi harus diturutin sama suami dong! Lagian aku kerja kamu protes, aku belum dapat kerja kamu protes. Harusnya kalau sudah dapat kerja ya suaminya selalu didukung gitu lho!" Mendengar pernyataan Mas menyadarkanku jika Aku ini seperti tidak menghargai suami. Mulai saat itu aku berfikir untuk bagaimana caranya agar bisa mendukung Mas.
"Maaf ya Mas. Maafin Lasmi Mas! Maaf selalu nuntut Mas. Lasmi bersyukur kok kalau Mas sudah dapat kerja." Aku terisak menangis sambil memeluk Mas.
"Udah ih, jangan nangis mulu, katanya mau liburan? Nanti abis dandan, coba cek lemari kamu ya!" Ucap Mas.
***
Selesai berdandan, aku membuka lemari seperti permintaan Mas. Ternyata di dalamnya ada 9 bingkisan yang berisikan permintaanku yang dulu pernah aku minta ke mas. Disana ada ucapan yang membuatku tidak menahan rasa bahagia ini. Ini baru tahun kesepuluh aku bersama dengan Mas. Tapi apa yang aku minta masih ia ingat. Aku merasa malu ketika kemarin sudah menuduhnya yang enggak-enggak. Mas selalu sayang sama aku, permintaanku yang belum dikabulkan saat di hari jadi yang sebelum-sebelumnya diwujudkan pada hari ini.
Aku benar-benar sayang sama kamu Mas!
Aku beruntung menjadi istrimu!