"Lho ini ada apa sih Mi? Kok kabur? Kata Jaka tadi malam mau liburan? Ucap Mamah sambil menyendokkan bubur ayam ke mulutnya.
"Hah! Liburan dari mana Mah? Dia saja sibuk sampai lupa hari jadi nikahan kita! Ucapku berteriak.
"Iya kata Jaka tadi malam pas di rumah Mamah. Makanya Mamah bawa tas karena kita mau liburan kan?"
"Lho Mamah bawa tas kirain mau nginep disini karena aku takut sama Mas."
"Ya, kalau tahu kamu mau bertengkar sama Jaka juga Mamah nggak mau kali nginep di rumah kalian."
Mas yang diam saja mendengar obrolanku dengan Mamah akhirnya mulai membuka suara dengan tertawanya yang khas. Mendengar tawanya, aku yakin dia sekali lagi sedang mengerjaiku. Aku yang sudah terlanjur seperti orang gila ini akhirnya menyadari apa yang dilakukan oleh suamiku. Ia hanya tertawa dan menjelaskan apa yang terjadi. Dari penjelasannya, ia tadi malam menjemputku di rumah Mamah karena tidak bisa menghubungiku dan rumah juga kosong. Kemudian Mas bilang kalau besok mau pergi liburan jadi nanti sekalian Mamah bawa baju ganti untuk beberapa hari.Â
Uniknya, karena tahu jika aku sedang emosi pasti tidak mendengarkan omongan orang ini dimanfaatkan oleh Mas. Mamah menghubungi Mas saat akan ke rumahku. Lalu Mas pergi dengan mobil dan mematikan semua lampu serta merapikan tempat tidur. Kata Mas juga agar terlihat seperti orang yang sedang kabur, maka Mas sudah meletakkan tas yang biasanya untuk liburan di mobil.
Mendengar penjelasan Mas, aku dan Mamah lebih bengong. Kok ada ya suami macam ini dikehidupanku. Mamah saja sampai memarahi Mas karena tidak diberitahu sejak awal jika ingin mengerjaiku. Untungnya hari itu tidak banyak lagi insiden. Untungnya lagi Raka terbangun setelah mendengar suara tertawa Mas. Akhirnya aku bersiap-siap untuk mandi dan Mamah membantu untuk memandikan Raka agar lebih cepat.
***
"Kok kamu bisa mas dapat cuti?"
"Bisa, kan kamu yang minta kan? Lagian aku pusing kamu minta liburan terus!"