"Kamu kenapa sih Mi? Muka cemberut terus. Nanti kalau Raka tahu Bunda-nya cemberut, Raka ikutan sedih" Ucap Mamah. Aku menghela nafas dan mencoba mengatur ekspersi wajahku. Aku ceritakan jika hari ini Mas lupa hari jadi nikah dan bukannya pulang cepat malah bilang kalau hari ini pulang agak malaman. Mamah menawarkanku untuk menginap saja namun aku menolaknya. Takut dicari sama Mas.
Seperti biasa, mulut dan pikiran terkadang tidak sinkron. Akhirnya aku merasa mengantuk dan semakin mengantuk ketika melihat Raka terlelap di kamarku. Aku jadi ikutan tidur-tiduran di samping Raka. Mencoba untuk tidak ikut memejamkan mata dan nyatanya aku sudah lupa apa yang terjadi selanjutnya.
***
"Bunda, Bangun! Raka kebelet pipis Bun!"
"Minta tolong Ayah saja ya nak." Aku menjawab permintaan Raka.
"Bunda, kan kita nggak sama Ayah." Raka menjawab perkataanku. Seketika aku terbangun setelah mendengar jawaban Raka. Aku membantunya ke kamar mandi. Aku rasa ini kebodohanku. Hanya karena Mas pulang telat, aku tidak bilang kalau sedang di rumah Mamah. Aku cek Hp-ku, ternyata sudah banyak missed call dari Mas. Aku telepon Mas beberapa kali, tapi nggak diangkat. Aku panik.
Aku lalu membereskan perlengkapan Raka. Lalu aku menemui Mamah dan mengatakan jika aku harus cepat pulang karena Mas nggak bisa dihubungi. Aku takut Mas marah. Karena melihatku panik, akhirnya Mamah ikut juga ke rumah biar aku nggak dimarahi Mas. Aku menyewa taksi online dan segera pulang ke rumah.
Saat itu pagi-pagi buta sekali, karena ternyata jalanan masih santai dan dingin. Hanya sesekali berpapasan dengan mobil dan motor. Aku melihat ke belakang, Raka masih tidur dengan membuat tas yang Mamah bawa menjadi bantal. Aku berpikir jika Mamah ikut menginap di rumah agar aku tidak dimarahi Mas langsung. Ternyata seorang Ibu akan tetap melindungi anaknya walaupun sudah menjadi istri orang.
***
Sampailah aku di Rumah. Aku kaget karena rumah masih dalam keadaan gelap. Lebih anehnya lagi, mobil Mas tidak ada di garasi. Aku hanya melihat tas kerja mas di ruang tamu. Aku cek kamar tidur, kasurnya masih rapi.Â
Mas pergi kemana sih! Ucapku dalam hati