"Duh, pusing deh ngobrol sama kalian. Apa nama tokonya, aku mau ngecek sendiri aja." Jawab Hani
Akhirnya curhatanku malah berbalik ke omongan ranjang. Aku tidak merasakan rasa kesal lagi karena teman-temanku benar-benar memberikan dukungan yang terbaik jika sedang seperti ini. Hingga sore menjelang petang mulai menghampiri kita, aku akhirnya mengajak Raka pulang setelah bangun tidur. Raka sepertinya masih ingin bermain karena dia agak rewel saat aku ajak pulang. Namun saat aku janjikan akan kesini lagi nanti, ia menurutinya. Raka memang pintar.Â
Akhirnya Mas juga menghubungiku dan bilang jika ia sibuk sekali. Mas juga bilang kalau mungkin pulangnya agak malam. Karena tahu seperti itu, akhirnya aku mampir ke Rumah Mamah.
***
"Bos! Berarti hari ini saya bisa pulang cepat ya. Soalnya tugas yang saya sudah saya bereskan semua. Jadi aman nanti kalau saya lagi cuti"
"Oke deh, Have Fun ya! Salam buat Lasmi. Pakai cutinya yang bermanfaat biar nanti capai target lagi!
"Siap Bos. Saya pamit duluan."
Aku melihat teman-temanku masih harus berjuang capai target. Untung saja targetku cepat tercapai sehingga bisa dapat cuti. Saatnya bersenang-senang sebelum ketemu Lasmi.
***
"Assalamualaikum Oma!" Ucap Raka sembari mencium tangan Mamah.Â
Mamah terlihat senang ketika Raka mengucapkan salam. Setelah salim, Raka langsung digendong Mamah dan diajak ke dapur untuk makan snack kesukaan Raka. Raka tahu itu makanya dia selalu bersikap manis saat berkunjung ke rumah Mamah. Aku mengakui kalau itu memang anakku dan anaknya Mas. Karena sikap itu mirip seperti Mas saat mendekati Mamah sebelum kita menikah. Mengingat Mas, aku menjadi sebal lagi. Kenapa Mas lupa sama hari jadi nikah kita.