Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Mencuri Waktu Bersama Dyah Ayu

9 Mei 2016   10:49 Diperbarui: 9 Mei 2016   21:00 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fromthelenstoyoureye.deviantart

------

Maharani tersenyum manyambutku, seperti bisaa. Aku tak bisa tersenyum - dengan kemenangan - seperti biasa, tapi diam. Kurasa seharusnya aku tahu bahwa dia selalu menyambutku dengan senyum kemenangannya sendiri, dan aku dengan bodoh berpikir, aku satu-satunya yang memiliki kemenangan.

“Aku kalah...” aku berujar.

“Kalah?”

“Kau tetap bisa tersenyum, dan aku tidak.”

“Kau bicara tentang apa?”

“Sudahlah. Kau bicara banyak dengan Dyah Ayu bukan? Dia juga bicara banyak padaku.”

Maharani tetap tersenyum. Benar kata Dyah Ayu, Maharani jauh lebih stabil dariku.

Tiba-tiba aku teringat kata-kata Dyah Ayu tentang garis bodoh diantara kami berempat. Maharani dan Harmanlah yang rasanya memenangkan permainan bodoh ini. Apapun yang terjadi, mereka akan saling memilih. Dyah Ayu mungkin sama denganku, tapi sepertinya dia memiliki kemenangannya sendiri dengan pilihannya pada anak-anak dan pilihannya keluar dari garis bodoh ini.

Seketika aku merasa, aku adalah yang terbodoh. Satu-satunya yang tak punya pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun