Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengikat Pembaca dengan Feature

24 Maret 2023   10:54 Diperbarui: 24 Maret 2023   22:24 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dedaunan menutupi rumput. Ketika gigi-gigi bajak menggaruk tanah, dedaunan itu mengeluarkan suara kres-kres rumput tertebas yang terdengar dari atas motor penggerak mesin bajak. 

Ketika mangkuk pertama menyembul dengan seonggok tanah, Metzler, pengawas pemakaman itu, mendekat dan menatapnya. 

"Tanahnya bagus," kata Metzler. 

"Saya mau menyimpannya sedikit," kata Pollard. 

"Mesin ini ada bekas jejaknya di rumput, nanti saya isi tanah dan tanami dengan rumput subur yang tumbuh di sekitar sini, saya maunya semuanya di sini -- kau tahu -- indah."

Sewaktu mantan Presiden Suharto wafat, hampir semua media massa koran bikin edisi khusus. Saya masih memiliki beberapa koleksi koran edisi kematian Suharto itu. The Smiling General itu mangkat pada 27 Januari 2008. Tanggal dan bulannya sama dengan tanggal kelahiran saya. 


Kebetulan pula waktu SMA kelas kami juara lomba sosiodrama dengan lakon G-30-S/PKI. Saya berperan menjadi Mayjen Suharto, klop bukan?

Di antara karya jurnalistik yang ada, saya terkesan oleh feature pendek dua wartawan Koran Tempo, Muhammad Nur Rochmi dan dan Dwi Wiyana. Di halaman dua edisi khusus Koran Tempo itu, keduanya menulis feature pendek berjudul "Dua Puluh Menit Menuju Cendana".

Saya kutipkan lengkap ya. Ini saya ketik ulang dari edisi korannya.

Bekerja sebagai sopir di Rumah Sakit Pusat Pertamina sejak 1396, Sabarto Tarigan tak pernah menduga akan ketiban sampur, tugas yang tak pernah dibayangkan dan tak bisa ditolak. Dia mesti mengemudikan mobil jenazah yang membawa jasad mantan presiden Soeharto.

"Saya waswas kalau ada apa-apa dengan mobil ini di tengah jalan," kata pria 37 tahun itu saat ditemui Tempo di RSPP kemarin petang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun