Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa di Tengah Badai: Saat Monas Merajut Damai dengan Munajat Bersama Rakyat Beruniform

1 September 2025   16:08 Diperbarui: 1 September 2025   16:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Ustadz Adi Hidayat menghadiri doa Istighosah di Monas, Jakarta, Senin (1/9/2025). | Image by Puspen TNI

Gelombang demonstrasi yang tak kunjung surut telah menciptakan awan kelabu di atas langit Ibu Kota. Jalanan yang biasanya ramai oleh lalu-lalang kendaraan kini dipenuhi massa, teriakan-teriakan tuntutan menggema, dan bentrokan sesekali terjadi. 

Ketidakpastian terasa nyata. Sebagian kantor memilih menerapkan WFH, sekolah-sekolah beralih ke PJJ, dan kekhawatiran melingkupi setiap sudut kota. Masyarakat merasa cemas, melihat fasilitas umum rusak, penjarahan terjadi, bahkan ada nyawa yang melayang. 

Semua ini terasa seperti badai yang mengancam keutuhan bangsa. Namun, di tengah semua keriuhan itu, sebuah cahaya tiba-tiba muncul, bukan dari kekuasaan, tetapi dari ketulusan dan doa.

Berdasarkan rilis resmi dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI, pada hari Senin, 1 September 2025, sebuah acara doa istighosah digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas). 

Acara ini dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama ribuan prajurit TNI. Mereka berkumpul bukan untuk menghadapi massa, melainkan untuk menundukkan kepala, memohon perlindungan dan kedamaian bagi Ibu Pertiwi. 

Ini adalah sebuah langkah yang sangat menenangkan, menunjukkan bahwa kekuatan militer tidak hanya berasal dari senjata, tetapi juga dari spiritualitas. 

Kehadiran ratusan anak yatim dalam acara tersebut juga menambah makna mendalam, seolah doa-doa mereka adalah representasi dari harapan murni seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan perlindungan.

Ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam acara tersebut juga sangat relevan dengan situasi saat ini. UAH menekankan bahwa fondasi kekuatan suatu bangsa adalah spiritualitas. 

Ia mengatakan, "Jika negara ingin kokoh, jika negara ingin kuat, maka falya buduu rabba haadzal bait, jaga nilai-nilai spiritualitas kita karena semua apa yang kita kerjakan itu sumbernya bersumber dari kebersihan jiwa kita." 

Pesan ini mengingatkan kita semua bahwa kekacauan yang terjadi di luar adalah cerminan dari kekosongan batin. Bahwa untuk memulihkan keadaan, kita harus terlebih dahulu membenahi diri dan hati kita. 

Ini adalah sebuah tamparan halus, bukan hanya untuk para demonstran, tetapi juga untuk seluruh elemen masyarakat dan pemimpin bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun