Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengikat Pembaca dengan Feature

24 Maret 2023   10:54 Diperbarui: 24 Maret 2023   22:24 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada trauma luar biasa saat para penyintas ini bercerita kepada Hersey. Hersey dengan piawai mengemasnya dengan tulisan yang apik. Ini adalah feature yang bagus. Cara menulisnya apik, ceritanya juga ciamik.

Sebuah peristiwa yang baru lewat pun bisa diceritakan dengan deskripsi yang memikat. Untuk menulisnya pun tidak butuh waktu berbulan-bulan seperti kala Hersey menggarap "Hiroshima"-nya.

Sewaktu Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, ditembak mati, Jumat, 22 November 1963, publik Paman Sam gempar. Kennedy ini salah satu presiden yang paling ganteng, cerdas, flamboyan, dan punya daya tarik yang kuat. Kematian dalam kondisi tragis tentu menjadi bahan cerita yang menarik.

Waktu itu hampir semua pemberitaan relatif biasa. Biasa dalam artian penceritaan soal kematian Kennedy dari mereka yang dikenal publik. 

Sampai kemudian ada jurnalis bernama Jimmy Breslin yang bekerja di New York Herald Tribune, menulis tentang ini juga. Bedanya, narasumber Breslin adalah penggali kubur di Arlington National Cemetery, tempat Kennedy dimakamkan. 

Nama penggali kubur itu Clifton Pollard. Orang inilah yang dijadikan subjek utama oleh Breslin dalam tulisannya. 


Jika para dosen jurnalisme di Amerika Serikat bicara karya jurnalisme tentang kematian orang besar dari sudut pandang orang kecil, karya ini acap dibicarakan.  

Saya sering memberikan motivasi kepada peserta kelas pelatihan agar mereka bisa ambil studi magister jurnalisme di kampus besar di Amerika Serikat. 

Saya bilang begini, kalau nanti dosen kamu bicara soal karya jurnalisme soal kematian Kennedy, dosen kamu itu akan sampaikan persis seperti apa yang saya katakan hari ini. 

Feature Breslin ini juga apik. Tak panjang dan enak dibaca. Di sini kita belajar, kisah orang besar bisa diceritakan dari sudut pandang orang kecil.

Saya kutipkan beberapa alinea dan saya tulis miring. Oh iya, ketik saja di Google "Ini Sebuah Kehormatan Jimmy Breslin". Banyak blog yang memuat tulisan ini dalam bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun