tunggang langgang melepaskanmu yang berjibaku dengan sampah itu
aku memilih pulang, untuk hidup yang lebih tenang
simpulku berpadu pada sorot mata itu
yang rupanya belum juga menjadi pemilikku
oh, rupanya ia hanya malu
dan kau tak tau malu
aku sedang merintis
membuka jalan membabat alas yang kemarin masih buas
rimbunnya persaksian tinggi menjulang
aku yakin aku pasti kuat
menopang ku membopong memeluk
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!