Daratan tak rata yang kupijak
Meninggalkan jejak kakiku yang telanjang
Berjalan perlahan melawan terjangan angin
Ditemani debur ombak yang berbunyi ricuh
Disertai rintihan batu yang terkikis gelombang
Tenang kurasa kala mendengarnya
Namun, si Hitam sudah menggelung hati
Kini aku buta arah
Melangkah dengan pasti menuju lubung dosa
Aroma laut yang menusuk hidung
Melekat erat dengan biru lapang
Sesak memenuhi paru-paru secara berkala
Hingga si Biru tak menampakkan diri lagi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI