dalam puisi ini tidak mampu mengungkapkan perasaan cintanya secara langsung.
Ketidakmampuan ini bahkan digambarkan terus berlangsung setiap waktu, dari hari
ke hari. Pada baris kesepuluh, digunakan simbol-simbol alam semesta, yaitu air liur
langit dan bintang-bintang. Istilah air liur langit dapat diartikan sebagai hujan, tetapi
Rendra sengaja tidak menggunakan kata air mata seperti biasanya, untuk
menunjukkan bahwa rasa sedih dan rindu di sini lahir dari keinginan yang disadari,
bukan semata-mata kesedihan yang pasif. Sementara itu, simbol bintang-bintang
melambangkan betapa rasa rindu dan sedih itu telah berlangsung lama dan
berulang, sebanyak bintang-bintang di langit.
Kristal-kristal harapan dan keinginan
berkilat-kilat hanyut di air kali