4. Isu-isu Kontemporer yang Dibahas Terbatas: Walaupun buku ini membahas tantangan kontemporer, beberapa isu aktual yang mungkin relevan, seperti ekstremisme atau peran teknologi dalam pluralisme, mungkin tidak dibahas secara mendalam.
5. Kehilangan Neutrilitas: Karena latar belakang penulis dan posisinya dalam kontroversi tertentu, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa buku ini kehilangan netralitas dalam menyajikan argumen.
Meskipun buku ini memiliki kelebihan yang signifikan dalam merangsang pemikiran tentang pluralisme dalam Islam, penting untuk membaca buku ini dengan pemahaman bahwa ia memiliki batasan-batasan dan sudut pandang tertentu.
PENUTUP
Secara keseluruhan, "The Quest for Meaning: Developing a Philosophy of Pluralism" adalah buku yang memprovokasi pemikiran dan merangsang perdebatan tentang bagaimana komunitas Muslim dan masyarakat global pada umumnya dapat mengintegrasikan pandangan yang inklusif dan menghargai perbedaan. Ramadan berhasil mengajukan gagasan bahwa Islam memiliki potensi untuk memimpin dalam membangun kerangka pemikiran pluralistik yang lebih luas dan berarti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI