Karir akademik Ramadan terus berkembang. Dia mengajar di berbagai universitas ternama, termasuk Universitas Oxford di Inggris dan Universitas Notre Dame di Amerika Serikat. Pada saat yang sama, ia terlibat dalam berbagai dialog dan konferensi internasional tentang isu-isu Islam dan masyarakat.
Ramadan juga dikenal karena pemikirannya yang kritis terhadap kondisi umat Islam di Barat dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas Muslim dalam mengintegrasikan agama mereka dengan budaya tempat tinggal mereka. Dia berbicara tentang pentingnya menjaga identitas Islam sambil juga berkontribusi pada masyarakat yang lebih luas.
Namun, Ramadan juga mengalami kontroversi. Ia telah menghadapi tuduhan-tuduhan terkait pandangannya tentang beberapa isu sensitif, serta tuduhan pelecehan seksual yang dituduhkan padanya. Meskipun begitu, ini tidak meredam pengaruhnya dalam lingkaran pemikiran Islam kontemporer.
Tariq Ramadan tetap aktif dalam menulis, berbicara, dan berpartisipasi dalam forum-forum akademis dan diskusi internasional. Karya-karyanya merangsang pemikiran tentang peran Islam dalam dunia modern, hubungan antara Islam dan Barat, serta tantangan pluralisme dalam masyarakat yang semakin kompleks.
STRUKTUR PENULISAN
Buku "The Quest for Meaning: Developing a Philosophy of Pluralism" karya Tariq Ramadan memiliki struktur yang teratur dan menyusun argumen secara sistematis. Berikut adalah gambaran tentang struktur penulisannya:
1. Pendahuluan:
`Buku dimulai dengan pendahuluan yang merangkum tema utama buku ini, yaitu pentingnya pengembangan filsafat pluralisme dalam konteks Islam dan masyarakat yang semakin terhubung. Ramadan mengenalkan pembaca pada gagasan-gagasan utama yang akan dia eksplorasi.
2. Bagian I: Framing the Debate:
Bagian ini bertujuan untuk membentuk kerangka pemahaman tentang pluralisme dalam konteks Islam. Ramadan membahas konsep-konsep dasar seperti tawhid (keesaan Tuhan) dan akhlaq (etika) sebagai landasan filosofis untuk pemahaman pluralisme yang lebih dalam.
3. Bagian II: Historical Insights: