Kini, ia tahu laki-laki itu menjalani hidupnya dengan baik. Seolah tak ada yang pernah terjadi. Sementara dirinya masih terjebak dalam upaya kecil untuk memvalidasi perasaan yang tak pernah dihargai. Ia berusaha merayakan diri sendiri, meskipun dunia tak berpihak padanya.
Ia bersyukur pernah menjadi bagian kecil dari hidup laki-laki itu. Ia senang bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Tapi di titik inilah kisah mereka berakhir.
Ia tetap menyayanginya—meski berkali-kali hatinya dibuat terluka. Ia tahu, mungkin suatu hari nanti ia akan kembali merasakan perih, saat harus menyaksikan laki-laki itu menggenggam tangan perempuan lain. Tapi anehnya, ia tidak membenci kemungkinan itu. Sebaliknya, ia bersyukur. Bersyukur karena setidaknya kini ada seseorang yang menemani laki-laki yang pernah ia cintai sepenuh hati.
Suatu hari, mungkin ia bisa memaafkan dan menerima kembali. Karena setiap orang punya ruang untuk berubah, bukan?
Tapi untuk saat ini, yang bisa ia katakan hanyalah: "I once said I would miss you someday, but the truth is—I miss you every single day."Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI