puisi duka, puisi kehilangan, puisi kesedihan, contoh puisi duka, contoh puisi kehilangan, contoh puisi kesedihan
Yang perempuan itu rindukan adalah penerimaan. Penerimaan dari gandum yang ada di ladang hidupnya. Gandum yang ia harapkan menjadi air gula yang manis
Aku ingin mati, aku ingin mati, kata perempuan itu. Tapi sampai saat ini, perempuan itu belum juga mati. Walau sebenarnya perempuan itu sudah sangat m
Pada hari itu, keluarlah perempuan itu dan duduk sendirian di tepi kamar kecil yang pengap itu. Sesudah ratap yang terbit dan ia terima, layulah ia da
Di perjalanan waktuku, aku mengenal seorang perempuan Sumatera yang usianya hampir sama dengan usiaku. Ada beberapa persamaan yang terdapat dalam diri
Gantang itu merupakan kejahatan yang sudah ia lakukan. Kejahatan pada dirinya sendiri, ia tidak menerima keberadaan dirinya.
Realita hidup sudah menyalahkan lampu kesendirian untuk dirinya. Tak akan pernah ada yang menyapa dan menunggu untuknya.
Lalu bersungut-sungutlah perempuan itu, karena pahit rasanya tersesat dalam hamparan mimpi. Dia kompromi untuk melakukan apa yang tidak benar. Seperti
Sering melemparkan diri ke tempat yang dalam, segala gelora kebodohan mengepung perempuan itu. Terusir dari kedalaman yang masuk akal. Pikiran binal y
Lagi-lagi perempuan itu harus kehilangan demi kebahagiaan seseorang yang dia kasihi. Sebelum ini, untaian air mata sudah berkali-kali jatuh karena ses
Suatu malam bersama perempuan itu, tepatnya hari Rabu di minggu pertama bulan kesebelas, aku mendapati diriku kehilangan ketenangan sebab perlakuan pe
Puisi ini disuarakan oleh teman literasi saya yang bernama Devita Nurul Yahya, akun instagramnya @devita_yahya (https://instagram.com/devita_yahya?igs
Setiap hari perempuan cantik itu melintas di depan berandaku. Sudah ratusan kali dilewatinya tanpa sekalipun menoleh. Padahal berandaku terang dan riu