Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abraham Lincoln Sang Pemburu Keadilan

28 Agustus 2022   22:09 Diperbarui: 28 Agustus 2022   22:24 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from:  Kompas.com

Dalam Film unsur kaum Vampir adalah bentuk modifikasi Sang Sutradara, karena Film ini bertema-kan Horor-Aksi juga menggabungkan Biografi/Sejarah ke dalam cerita kemudian dikaitkan antara Vampir dan Perbudakan, sehingga terbentuklah cerita fiksi "Para Vampir memperbudak Umat Manusia".

Sekarang kembali lagi ke Film dimana Henry melatih Lincoln untuk menjadi seorang Pemburu Vampir yang hebat, selama beberapa bulan Lincoln dilatih secara keras mulai dari bela diri, keterampilan menggunakan  senjata, sampai berkelahi di dalam kegelapan. 

Setelah skill Lincoln untuk membunuh Vampir dirasa sudah cukup baik, Henry memberitahu-nya nama-nama penting dari golongan Vampir (kelas atas) yang memiliki pengaruh besar terhadap sistem sosial dan Perbudakan.

 Ada 3 nama yang disebut oleh Henry yaitu: Adam, Vadoma, dan Jack Barns, nama-nama itu bisa dikatakan Elit tertinggi dari Hirarki politik dan memegang otoritas dalam sistem sosial politik dalam Film ini.  

Di kisah nyata Lincoln melatih dirinya dengan mempelajari Ilmu Politik dan Hukum seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, perjalanan Politik Putra Thomas Lincoln ini juga mengalami banyak rintangan dan kegagalan. Melansir dari PortalIlmu.com di usia-nya yang ke-28 tahun, Lincoln terus memperdalam ilmu Hukum dan Politik sembari bekerja sebagai Sekertaris Partai Politiknya.

Sosok Lincoln yang karismatik membuat publik pada zaman itu begitu tertarik dengannya ia juga mendapatkan dukungan dari berbagai Partai Politik, salah satunya adalah National Republican yang diketuai oleh John Quincy Adams dan Henry Clay. Seperti halnya bentuk gagasan politik pada umumnya, pastinya gagasan Lincoln untuk menghapus Perbudakan di Amerika mendapat penolakan dari kubu Politik lawannya. 

Salah satu lawan Politik Abraham Lincoln adalah Jefferson Davis, dia adalah Pimpinan Politik kelompok Konfederasi, seperti yang diketahui bahwa pada masa itu terjadi konflik Sosial-Politik yang sangat masif. 

Dimana AS kala itu terpecah menjadi 2 kubu yaitu: Union (Utara) dan Konfederasi (Selatan), dimana Union ingin menghapus sistem  perbudakan, sedangkan Konfederasi setuju dengan sistem Perbudakan dan ingin mempertahankannnya. Jefferson Davis adalah nama besar yang diwaspadai oleh Lincoln sebagaimana Adam, Vadoma, dan Jack Barns dalam Film, karena mereka memiliki power  yang besar dalam sistem sosial dan politik zaman itu.

Kita tinggalkan sejenak dunia Politik Abraham Lincoln sekarag kembali ke Film Abraham Lincoln Vampire Hunter, Lincoln muda pindah ke Springfield sesuai dengan perintah Henry untuk membunuh para Vampir di sana. Ketika di Springfield Lincoln bekerja sebagai penjaga Toko Makanan milik Joshua Speed, pada awalnya Lincoln datang bukan untuk melamar pekerjaan melainkan mencari kamar sewa (kost) yang ada di atas Ruko milik Speed. 

Namun uang yang dimiliki Lincoln tidak cukup untuk menyewa kamar tersebut dan Speed sempat menolak untuk menyewakan kamar yang ia miliki untuknya, tapi kemudian Speed sadar bahwa dirinya sedang membutuhkan Karyawan untuk membantu-nya menjaga Toko, akhirnya Speed mengizinkan Lincoln tinggal di tempatnya dengan uang seadanya, tapi dengan syarat Lincoln harus bekerja bersama-nya sebagai Penjaga Toko. 

Di sini sedikit menggambarkan mengenai perjalanan hidup seorang Abraham Lincoln, sebelum terjun ke dunia Politik memang ia sempat menjajal berbagai macam pekerjaan. Mengutip dari Woman Indonesia saat muda Lincoln pernah bekerja sebagai Pemotong Kayu, Awak Kapal Sungai, Penjaga Toko, sampai Kepala Kantor Pos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun