Kesadaran dan sikap generasi milenial terhadap Pancasila semakin hari semakin menurun. Hal ini terjadi karena pengaruh arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Selain itu, kurangnya pemahaman yang mendalam tentang Pancasila beserta lima sila yang terkandung di dalamnya juga menjadi faktor utama. Meskipun tidak semua generasi milenial kehilangan kesadaran terhadap Pancasila, sebagian dari mereka justru menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Oleh karena itu, pengamalan atau aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan di era milenial saat ini. Seperti yang diketahui, Pancasila memiliki lima nilai dasar yang sangat bermakna dan penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini sebaiknya ditanamkan terlebih dahulu dalam diri sendiri sebelum diterapkan kepada orang lain. Jika nilai-nilai tersebut telah melekat pada diri seseorang, maka akan tergambar secara otomatis melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Generasi milenial adalah aset penting bagi kemajuan bangsa di masa depan. Oleh sebab itu, dalam menghadapi era globalisasi, setiap individu memerlukan arahan dan kontrol yang kuat agar mampu memilih dan menyaring nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.Â
Thane (2012) menyatakan bahwa "diperlukan manusia yang berkualitas, berkarakter, mampu bekerja sama, serta memiliki daya saing yang tinggi agar bisa mengambil manfaat positif dari globalisasi, tanpa kehilangan rasa persatuan dan kesatuan nasional."
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila sangat penting dan harus melibatkan seluruh masyarakat, terutama generasi muda. Kita sebagai warga negara Indonesia perlu ikut berperan aktif dalam menjaga dan menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila. Pengamalan nilai-nilai ini bisa dimulai dari hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, serta menghormati perbedaan agama dan keyakinan orang lain. Hal ini menciptakan suasana damai dan toleransi antarumat beragama.Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menghormati sesama manusia, termasuk menghargai keberagaman budaya, serta membiasakan diri untuk saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama.Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya dan produk dalam negeri. Dengan mencintai produk lokal, kita turut menjaga persatuan dan mendukung kemandirian bangsa.Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Aktif dalam kegiatan sosial, mengutamakan kepentingan umum, tidak melakukan korupsi, serta mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan secara bijaksana dan logis.Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menaati peraturan yang berlaku, seperti peraturan lalu lintas dan kewajiban membayar pajak. Masyarakat juga perlu memperlakukan orang lain secara adil agar tercipta kedamaian dan kemakmuran bersama.