Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Yang Terukir dan Terukur

6 Desember 2021   19:37 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:54 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Catatan (Foto oleh Eva Elijas dari Pexels)

Temanku berkata: "Bicaralah! Jangan hanya diam."

Akupun berbicara. Tentang apa saja. Di kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, kedai kopi, ruang kelas, area parkir, pangkalan ojek dan jalanan penuh kata-kata.

Aku ikut menuangkan kata. Mengulang berita, mengusung cerita dan mengusangkan derita. Sesekali menata data dan meniti fakta. Hingga lelap malam menenggelamkan kata-kata.

Lalu, temanku berkata: "Jangan hanya bicara! Ukirlah kata-kata!"

Akupun mengukir kata. Buku tulis, buku catatan harian, kertas bekas pakai, papan tulis, dinding dan linimasa tumpah ruah oleh kata-kata.

Aku larut pada ukiran kata. Memilih kata, memilah makna,, dan memeluk asa. Sesekali menggugah rasa dalam tawa, terkadang menggugat cara dengan canda. Hingga letih jemari memadamkan aksara hampa.

Lagi, temanku berkata: "Yang terukir harus terukur, biar tidak salah. Yang terukur harus terukir, biar tidak lupa!"

Akupun kehilangan kata-kata.

Curup, 06.12.2021
Zaldy Chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun