Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Yang Terukir dan Terukur

6 Desember 2021   19:37 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:54 524 40
Temanku berkata: "Bicaralah! Jangan hanya diam."

Akupun berbicara. Tentang apa saja. Di kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, kedai kopi, ruang kelas, area parkir, pangkalan ojek dan jalanan penuh kata-kata.

Aku ikut menuangkan kata. Mengulang berita, mengusung cerita dan mengusangkan derita. Sesekali menata data dan meniti fakta. Hingga lelap malam menenggelamkan kata-kata.

Lalu, temanku berkata: "Jangan hanya bicara! Ukirlah kata-kata!"

Akupun mengukir kata. Buku tulis, buku catatan harian, kertas bekas pakai, papan tulis, dinding dan linimasa tumpah ruah oleh kata-kata.

Aku larut pada ukiran kata. Memilih kata, memilah makna,, dan memeluk asa. Sesekali menggugah rasa dalam tawa, terkadang menggugat cara dengan canda. Hingga letih jemari memadamkan aksara hampa.

Lagi, temanku berkata: "Yang terukir harus terukur, biar tidak salah. Yang terukur harus terukir, biar tidak lupa!"

Akupun kehilangan kata-kata.

Curup, 06.12.2021
Zaldy Chan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun