Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Ruang Bisu

8 Mei 2021   03:22 Diperbarui: 8 Mei 2021   04:44 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cermin (sumber gambar: pixabay.com)

"Harusnya sudah belajar dari pengalaman! Ini tahun kedua, kan?"

Kukira, Selain ruangan yang terbiasa bisu. Satu-satunya yang tak berubah adalah caramu saat berbicara.

Tekanan nada mengiringi pilihan kata yang terukur, leluasa keluar dari mulutmu. Tentu saja, tatapan matamu. Sorot mata tajam, tapi bukan tatapan mata seekor elang.

Matamu seperti tatapan mata kucing belang tiga, yang membuat jemari kaki cicak gemetar, ekornya terlepas, hingga tanpa sadar tubuhnya jatuh terkapar. Menjadi mangsa.

Kau tak menatapku. Tapi lebih memilih menatap tiga pasang mata yang sejak tadi, duduk persis di hadapanmu.

"Sudah cair, kan? Sudah dibagikan?"

Lagi. Suaramu memaksa lelaki berbaju putih lengan panjang dan berkacamata itu anggukkan kepala. Kemudian mengeluarkan suara.

"Sejak minggu lalu, Pak."

Kudengar nada suara lelaki itu bergetar. Namun wajahnya, menyiratkan rasa lega, saat kau anggukkan kepala.

Di sebelahnya, duduk lelaki berpakaian serba hitam, dengan rambut yang dipotong pendek, penuh sikap waspada. Tapi, sedikit sungkan menatapmu.

"Bagianmu bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun