Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Janji

12 April 2021   21:33 Diperbarui: 17 April 2021   23:53 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi janji (Sumber gambar: pixabay.com)

Sejak pagi, janji berpakaian rapi. Bersiap menata hati menempuh perjalanan sunyi. Bulan suci.

Dari pemakaman sepi. Angin mengeja batu-batu nisan yang membisu. Sebelum mengirim pesan samar. Beraroma kelopak mawar.  

"Tak ada air mata!"

Langit tergesa membujuk matahari sembunyi. Membiarkan angin menciptakan hening. Di antara jejak bulir-bulir bening. Bergulir, dan mengering.

Di halaman masjid. Angin perlahan melewati pintu, mengusap pelan kaca jendela, dan berhenti di atas sajadah paling depan.

"Tinggal pelaksanaan!"

Langit bergegas menarik matahari dari arah timur. Memaksa awan senja mengalunkan dendang selamat tidur. Dan, memberi jeda angin untuk bertafakur.

Di puncak menara, angin dan langit malam menikmati puji dan puja. Membahana ke angkasa.

"Ini malam mulia!"

Di dalam kamar. Janji mengenakan pakaian tidur. Mendengkur.

Curup, 12.04.2021
zaldy chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun