Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menunggu Rindu

12 Januari 2021   13:07 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:58 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lelaki yang menungu (sumber gambar: pixabay.com)

Secangkir kopi menggenggam sunyi, di depan rak buku yang berdebu. Hari sepenuh rela menemani layar televisi yang terkurung bisu. Aku menatap waktu yang berdiri di tengah pintu. Kulempar tanya, apa yang kautunggu?

Rindu!

Tanpa permisi, waktu meraih secangkir kopi. Menyesap rasa pahit, menutupi sisa rasa sakit. Buku-buku berdebu dan televisi yang membisu, tak mampu menangkal rindu.

***

Sunyi mendengkur di pelepah senja. Sesekali mendengungkan dongeng tentang cinta. Berkali menghempas igauan luka. Hingga terdampar di telaga air mata. Kulontar tanya, apa yang kaucari?

Rindu!

Tanpa permisi, sunyi berlari ke pemakaman masa lalu. Bergegas membilas kenangan, tergesa menghapus ingatan. Dan, kembali memeluk waktu di pintu. Menunggu rindu.

***

Kau menulis rindu?

Aku tersenyum, tanpa suara. Lelaki itu masih berdiri di dalam cermin. Tersenyum, tanpa kata.

Curup, 12.01.2021
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun