Senja belum datang. Namun kelopak bulan telah hadir di ujung pematang. Di tempat itu, kau tak lelah menungguku.
Aku berlari mengejarmu. Cemburu pada kebebasan angin menyibak helai-helai rambut yang tergerai di bahumu. Hitam. Legam.
Itu dulu.
Senja tak lagi memagari senyummu, bersama reruntuhan embun baru. Tersibak dari kesibukan butiran hujan, yang terpaku berdiri di tepi jurang angan.
Bagimu, itu adalah luka dan air mata. Bagiku adalah mata air luka.
Kau tahu?
Ingin kubiarkan matahari abadi menepi. Menunggu parade sunyi mengeja janji. Tapi ingin terpejara angan. Seperti kehidupan yang terkurung kehilangan.
Tersudut bening. Kujemput hening.
Curup, 09.07.2020
zaldychan