Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bilang Ayah, Guru juga Buruh, Bu!

4 Mei 2020   03:15 Diperbarui: 4 Mei 2020   04:31 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Ini uang dari Kades, Nak!"

Ales terdiam. Tanpa diminta, ayahnya menjelaskan asal-usul uang yang sangat banyak di atas meja. Tuntutan demo dikabulkan. Rencana pembebasan lahan akan dikaji ulang. Namun, ada syarat lain yang tak disampaikan. Ayah harus pindah rumah, atas permintaan Kades Rasmin.

Ayahnya pun curiga jika permintaan itu adalah bentuk lain dari ancaman. Demi keselamatan Ales dan Ibunya, maka ayah menerima permintaan tersebut. Uang yang diantar Kades Rasmin, membuktikan kecurigaan ayahnya. Saat ayahnya bicara, Ales hanya diam. Sesekali menatap wajak Ibunya yang juga membisu.

"Ayah pergi dulu. Uang ini harus dikembalikan!"

Tak lagi bersuara. Ayahnya pergi meninggalkan rumah. Ales memandang ibunya yang tersenyum sambil bergeser tempat duduk dan memeluk Ales.

"Sekolah yang rajin, ya? Ayahmu ingin, kau jadi guru!"

"Hah?"

"Iya. Bukan buruh seperti ayah dan ibu!"

"Guru juga buruh, Bu!"

"Ayahmu yang bilang, kan?"

Curup, 04.05.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun