Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Tua dengan Sepasang Mata yang Basah

18 April 2020   17:48 Diperbarui: 18 April 2020   23:44 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Tuhan! Lumuri aku dengan dosa!

Suara serak memenuhi ruang-ruang sunyi. Di pintu masuk sebuah masjid, lelaki tua dengan sepasang mata yang basah berhenti. Kembali, hanya menjumpai matahari dan sepi.

Satu persatu tetes air terdengar berjatuhan. Gemerciknya mengusik sepasang merpati di persembunyian. Menjadi saksi rambut legam itu basah, wajah kelam itu basah, bibir lebam itu basah. 

Terima kasih, Tuhan. Tapi aku butuh dosa!

Lelaki tua dengan sepasang mata yang basah. Melangkah gontai menapaki lorong waktu yang gelisah, berlindung pada wajah langit yang resah.

Pada satu gerbang pemakaman. Bunyi teriakan bersahutan, memenuhi ruang sunyi. Orang-orang sibuk berlarian, menembus lorong waktu yang sepi.

Pedagang sayur berteriak, "tolong!"

Pemulung menghardik, "bantu!"

Anak kecil memekik, "cepatlah, sebelum dia mati!"

Orang-orang berkumpul, berdiri berdesakan. Orang-orang melingkar, terpaku menyaksikan.

"Jangan sentuh!" Suara lelaki tua terdengar marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun