Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Make Everyday a Father's Day? Hayuk Antar Jemput Sekolah Anak!

22 Februari 2020   14:12 Diperbarui: 22 Februari 2020   14:13 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://smartnewstapanuli.com/

Antar Jemput Anak Sendiri Itu, Pilihan Berani!

Aku menghormati keputusan orangtua yang dengan alasan sibuk bekerja, hingga tak sempat mengantar atau menjemput anak. Hingga diwakilkan dengan orang ketiga. Bisa alasan manajemen waktu, jarak atau beban kerja.

Tapi aku lebih menghargai orangtua yang "meluangkan" waktu untuk mengantar dan menjemput anaknya sendiri. Salah satunya, Mas Hadi Santoso, Kompasianer kawakan dan Headliner of The Year Kompasiana Award 2019, malah memutuskan bekerja di rumah.

Dengan alasan agar tak kehilangan momen bersama anak. Demikian juga Mas Yon Bayu yang memilih "jalan ninja" hidup dengan menulis. Salah satunya untuk mendampingi tumbuh kembang anak.  Menurutku, itu keputusan luar biasa dan butuh nyali besar.

Terkadang, aku sepakat juga dengan ujaran beberapa teman di grup parenting. Saat berbincang tentang urusan antar jemput anak ini. Aih, tenyata banyak yang setuju. Ada juga yang utarakan berbagai alasan. Namun dibungkam sesama anggota grup. Ini di antaranya :

"Sekedar antar jemput anak gak sempat? Urusan waktu? Diatur, dong!"

"Kita bekerja untuk anak, kan? Terus kenapa malah anak dititip ke orang lain?"

"Tak selamanya kita dekat dengan anak!"

Di ranah psikologi anak, antar dan jemput anak ke sekolah adalah salah satu cara menjaga ikatan emosi antara orangtua dan anak. Salah satunya karena aka nada percakapan ringan saat di perjalanan pergi dan pulang.

Tak hanya itu, tanpa sengaja, kegiatan itu menjadi dukungan moril bagi anak untuk belajar dan bersekolah. Anak merasa diperhatikan, didukung, didengarkan tentang kegiatannya sehari-hari.

Ada lagi? Anak sekarang, lebih mudah "curhat" dengan teman dibandingkan orangtua. Bila melakukan antar jemput, orangtua jadi tahu dan kenal, siapa saja teman akrab anaknya di sekolah. jadi kalau ada masalah, bisa mencari tahu dari temannya. Atau kenal dengan orangtua dari temannya? Setidaknya teman jadi banyak, kan?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun