Halo! Apa kabar, Kompasianer? Masih semangat dong, menjalani hari-hari penuh berkah di bulan nan amazing ini? Semoga Allah berikan kekuatan, daya, dan keikhlasan ya. Supaya kita bisa memainkan semua peran dalam hidup. Semoga Allah juga memampukan kita untuk menjalankan tugas di ranah: work (professional), life (personal), dan ibadah (transcendental)
Kalau dirunut-runut, sebenarnya antara tiga aspek itu, semua bisa banget kok dinilai sebagai ibadah. Ingat, innamal a'malu bin niyat, setiap perbuatan itu bergantung pada niatnya. Manakala kita bekerja secara professional, diniatkan sebagai rasa syukur kepada Allah, sekaligus tanggungjawab menafkahi keluarga, maka ini juga termasuk ibadah.
So, tips yang paling utama adalah: Yuk, tatkala bekerja atau melakukan hal baik apapun itu, pancangkan niat untuk ibadah. Always ibadah. Meeting dengan klien, bikin proposal dan revisi bolak-balik, pitching ide, marketing varian produk terbaru, sales canvassing di tempat umum, sabar meladeni komplain konsumen, semuanya insyaAllah bernilai ibadah di bulan penuh berkah.
Sementara untuk kehidupan personal, ibadah akan tercatat manakala kita merawat buah hati, menyiapkan menu sahur dan buka puasa keluarga. Nulis artikel di Kompasiana, niatkan untuk berbagi inspirasi hal-hal baik, maka ini bernilai ibadah juga! Yes, gaes... Allah, Maha Rahmaan Maha Rahiim. Semua aktivitas domestik, SEMUANYA bernilai ibadah. Yang penting kita Ikhlas, ridho, dan sabar menjalankannya. Satu lagi, harus MINDFULL. Apapun peran kudu dilakukan dengan penuh berkesadaran.
***
Tapi karena ini adalah bulan Ramadan, yang mana ada beberapa ibadah transcendental menu special, maka coba saya jabarkan bagaimana kiat agar kita bisa kerja, tetap punya kehidupan personal, dan beribadah ritual secara paripurna.
Satu hal yang perlu kita catat, untuk mencapai prinsip Balancing/seimbang, bukan berarti kita mengalokasikan WAKTU dengan sama persis. Misal sehari semalam ada 24 jam, maka untuk kerja 8 jam, life 8 jam, dan ibadah ritual 8 jam. Bukan begitu konsepnya. Seimbang itu artinya kita melakukan masing-masing kegiatan secara bijak dan mindfull.
Ramadan mengajarkan kita untuk DISIPLIN, menghargai waktu sebaik mungkin. Ada baiknya, saya paparkan a day in my life versi saya di bulan suci ini.
Bangun jam 03.00 pagi, biasanya saya masuk dapur, menghangatkan masakan, lalu bangunkan anggota keluarga lain. Sahur bareng, lanjut sholat tahajud, sholat subuh, mengaji. Saya ikut grup ODOJÂ (One Day One Juz) sehingga setiap usai sholat wajib selalu lanjut baca al-Qur'an sekitar 5 halaman.