Langit kehilangan serpihan embun yang ditaburkan kabut pagi. Tak berbekas! Lenyap bersama keangkuhan mentari merajai hari. Begitu pun aku yang mengembara bersama angan, menelusuri jalur penantian berhiaskan kenangan.
Aku mengingatmu!
Arakan awan bergerak pelan menggenggam mendung hitam. Menawarkan cahaya buram lentera musim. Menyisakan jiwa-jiwa yang terbelenggu masa silam, bertahan membendung bergulirnya malam.
Kau di mana?
Bulir-bulir bisu merambah kesepian senja, meninggalkan jejak-jejak kata berselimut lupa. Detak waktu sembunyi di balik tabir jendela, meracik deret aksara bermakna luka.
Mengapa kau biarkan aku, tenggelam di pusara tunggu?
Curup, 20.02.2020