Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tenggelam di Pusara Tunggu

20 Februari 2020   15:52 Diperbarui: 20 Februari 2020   16:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Langit kehilangan serpihan embun yang ditaburkan kabut pagi. Tak berbekas! Lenyap bersama keangkuhan mentari merajai hari. Begitu pun aku yang mengembara bersama angan, menelusuri jalur penantian berhiaskan kenangan.

Aku mengingatmu!

Arakan awan bergerak pelan menggenggam mendung hitam. Menawarkan cahaya buram lentera musim. Menyisakan jiwa-jiwa yang terbelenggu masa silam, bertahan membendung bergulirnya malam.

Kau di mana?

Bulir-bulir bisu merambah kesepian senja, meninggalkan jejak-jejak kata berselimut lupa. Detak waktu sembunyi di balik tabir jendela, meracik deret aksara bermakna luka.

Mengapa kau biarkan aku, tenggelam di pusara tunggu?

Curup, 20.02.2020

zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun