Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kau Masih Mengingat Surat Itu?

14 Februari 2020   14:02 Diperbarui: 14 Februari 2020   14:09 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Mata gadis kecilmu menatapku. Perlahan, kuanggukkan kepala sambil tersenyum. Tanganku segara merengkuh bahunya, dan membenamkan wajah itu dalam pelukku.

Aku tahu. Raut wajah itu tak lagi senada dengan kalimat tanya. Tak lagi menyisakan ceria. Berganti penyesalan diam-diam, dan berakhir dengan tangisan terdalam.

"Eh, kenapa anak gadis Ayah menangis?"

Tak ada jawaban. Hanya getar tubuh mungil itu semakin terasa. Pelukan itu erat mendekap leherku. Gadis kecilmu, berusaha meredam isak tangis yang tak mungkin mampu ditahan.

"Rindu Ibu?"

Kembali tak ada jawaban. Hanya anggukan kecil kurasakan di bahu. Bagiku, usapan pelam di kepala adalah cara terbaik mewakilkan rasaku.

***

Tak biasanya. Padahal azan subuh sudah sejak tadi berlalu. Tapi tak ada tanda-tanda atau bunyi pergerakan dari kamar sebelah. Aku bergegas menuju kamar tidur gadis kecilmu.

"Bangun, Nak! Subuh udah dari tadi!"

Mata itu perlahan terbuka. Seulas senyum tersaji untukku.

"Ayah mau ngopi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun