Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membunuh Rindu

11 November 2019   16:26 Diperbarui: 11 November 2019   16:47 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Di kota paling dingin ini, Ra!
Aku pernah memetik matahari. Menjadi perapian rindu yang tak usai mencumbui sepi. Sebagai penawar pilu yang tak henti bertamu menghuni ruang tunggu. Menantimu.

berkali, butiran embun terdampar dalam kekecewaan, hilang tenggelam tanpa pesta kedatangan. Tanpa kehangatan.

Atau kesedihan sepasang kunang-kunang yang menelan kegagalan, terbenam dalam kesunyian pada kepulangan. Tanpa salam perpisahan.

Di kota paling dingin ini, Ra!
Kuingin sembunyikan matahari. Agar tak ada pergantian dari hari ke hari kujumpai. Tak lagi ada senja demi senja kutemui. Dan, kubiarkan bekas-bekas luka merajah kesendirian sepi.

Di kota ini, Ra!
Aku telah membunuh rindu. Karenamu.

Curup, 11.11.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun